Apa yang dimakan
ibu maka menjadi asupan janin yang sedang dikandungnya. Perasaan ibu hamil pun
bisa dirasakan oleh si calon bayi. Psikolog menyebut ibu yang bahagia saat
hamil lebih berpeluang melahirkan bayi ceria yang lebih mudah diasuh.
"Ibu yang
gembira dan sehat selama kehamilannya biasanya akan melahirkan bayi yang lebih
mudah diasuh, tidak terlalu rewel, dan lebih ceria," ujar psikolog Henny
Wirawan dari Universitas Tarumanagara. Sebaliknya, ibu yang selama kehamilannya
menemui masalah berat dan tidak tertangani, lebih berpotensi melahirkan bayi
yang ketika dalam pengasuhannya lebih rewel, gelisah, pencemas, sangat pendiam,
atau bahkan mudah tantrum.
Pada saat hamil
seorang perempuan memang bisa saja mudah uring-uringan. Selain itu bisa pula
mudah sedih dan kecewa. Itu semua tergantung dari apa yang dialaminya. Selain
karena hormon yang berubah saat kehamilan, hal yang berpotensi mengganggu
kondisi psikologis perempuan hamil biasanya ada di sekitar dia, termasuk relasi
dan komunikasi dengan suami dan orang-orang di sekitarnya.
Tekanan pada ibu
hamil makin berat jika dirinya memiliki masalah dan tanggung jawab besar,
misalnya terkait masalah ekonomi keluarga, pengasuhan anak-anak yang lebih dulu
lahir, dan sebagainya. Belum lagi jika mengalami kejadian tak terduga yang
menimpa dirinya sendiri atau orang terdekatnya, misalnya kecelakaan atau
bencana alam.
"Bila
masalah tidak tertangani atau menjadi berlarut-larut barulah berpotensi mengganggu
mood seorang ibu hamil. Dia bisa saja mengalami kondisi depresi, atau mengalami
stres berat selama kehamilan.
dr Hari Nugroho
SpOG dari Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD dr Soetomo Surabaya sebelumnya juga mengatakan stres
yang berlebihan meningkatkan horman stres. Peningkatan hormon stres ini
mengakibatkan turunnya sistem kekebalan tubuh. Nah, turunnya sistem kekebalan
tubuh pada hamil sangat mempengaruhi janin diantaranya adalah kejadian infeksi
dalam rahim dan kehamilan prematur.
Bahkan, ada
peneltian yang menyatakan bahwa stres yang terjadi pada ibu saat hamil dapat
mengakibatkan gangguan perilaku, gangguan IQ dan emosi janin di kemudian hari.
Ketua Divisi
Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSU dr Soetomo,
dr Ahmad Suryawan, Sp.A(K) juga menyebut ibu yang saat hamil mengalami stres
ditambah defisiensi gizi dan berat badan rendah, bisa memberi dampak buruk
jangka pendek pada janin dan anak di bawah usia 2 tahun. Dampaknya adalah
perkembangan janin akan mempengaruhi ukuran dan komposisi tubuh atau organ,
termasuk otak dan organ internal.
Artikel ini disadur dari
health.detik.com

Tidak ada komentar:
Posting Komentar