Kamis, 02 Juli 2015

Lebih Dekat Mengenal Penyakit Gondongan

Dr. Widodo  Judarwanto, Sp.A



Cuaca yang tengah tak bersahabat, panas terik dengan kelembaban tinggi merupakan sarana yang cocok bagi virus untuk berkembang biak. Salah satu virus yang perlu diwaspai adalah gondongan.

Di Indonesia, risiko anak terkena penyakit gondongan relatif tinggi. Hal ini disebabkan vaksin MMR (Mumps, Morbili, Rubela) yang menjadi pencegah virus gondongan belum masuk ke dalam imunisasi wajib.

Penyebab gondongan
Gondongan dalam dunia kedokteran dikenal sebagai parotitis atau mumps. Gondongan tergolong dalam penyakit menular yang disebakan oleh Paramyxovirus. Virus jenis ini menyerang kelenjar ludah (kelenjar Parotis)  di antara telinga dan rahang, sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian bawah.

Usia anak yang rentan gondongan
Gangguan ini cenderung menyerang anak-anak berusia 2-14 tahun dan orang dewasa. Penyakit gondongan jarang ditemukan pada anak di bawah usia 2 tahun karena antibodinya masih baik.

Penularan virus gondongan
Seorang yang pernah mengalami gondongan memiliki kekebalan seumur hidup. Penyebaran virus gondongan bisa terjadi melalui kontak langsung dengan bodily fluid penderita seperti, percikan ludah, muntahan atau bahkan melalui urin.

Gejala gondongan
Biasanya dalam 1-2 hari, penderita gondongan mengalami gejala demam  engan suhu 38,5° - 40° C, sakit kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, nyeri rahang bagian belakang saat mengunyah dan ada kalanya disertai kaku rahang (sulit membuka mulut). Gejala-gejala di atas juga disertai nyeri telinga pada 24 jam pertama.

Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar di bawah telinga yang diawali dengan pembengkakan salah satu sisi dan kemudian menjalar ke sisi lainnya. Pembengkakan terjadi selama 3-5 hari kemudian mengempis dan demam kemudian berangsur membaik.



 Proses penyembuhan
Penyakit gondongan sebenarnya tergolong dalam self limiting disease atau penyakit yang sembuh dengan sendirinya tanpa diobati. Hal yang sangat dianjurkan adalah mengurangi asupan makanan dan minuman yang bersifat asam. Agar nyeri tidak bertambah parah, usahakan memberi makan si kecil dengan makanan yang bersifat lunak dan cair.


Artikel ini disadur dari majalah Anakku

“Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai topik ini, silakan ajukan pertanyaan Anda di fitur Tanya Dokter menu Mommychi”

Gaya Hidup Sehat Sejak Dini

Evi Junita, M.Psi.




Sama halnya seperti orang dewasa, anak juga harus memiliki gaya hidup sehat yang mencakup pola makan sehat, istirahat efektif dan olahraga teratur. Gaya hidup sehat pada anak awalnya dikembangkan sebagai bentuk kesadaran akan bahaya obesitas yang mengancam pada anak-anak usia dini. Namun dalam perkembangannya, gaya hidup sehat bermanfaat pula khususnya untuk anak-anak yang mengalami underweight (berat badan di bawah minimal) karena kerap menimbukan beragam efek yang tak diinginkan.

Efek berat badan bagi kesehatan fisik
Beberapa ahli mengaitkan berat badan di bawah batas minimal rentan dengan berbagai keluhan fisik seperti flek paru, pencernaan yang sensitif, alergi pencernaan atau kekurangan enzim. Sebaliknya, berat badan berlebih juga rentan dengan berbagai keluhan fisik seperti obesitas, dispraksia atau sesak nafas.

Hubungan berat badan dan percaya diri
Rasa percaya diri dibentuk oleh persepsi sendiri maupun orang lain terhadap diri seorang individu. Karakteristik fisik merupakan hal yang cepat terindentifikasi. Julukan si gendut ataupun si cungkring merupakan salah satu contoh panggilan yang menandai karakteristik fisik seseorang. Beberapa anak dapat menyikapinya dengan positif dan tetap percaya diri, namun sebagian lagi tidak merasa nyaman dengan julukan tersebut.

Efek berat badan pada kemampuan sosialisasi
Menarik diri karena berat badan bukan hal yang baru di kalangan anak-anak, terutama yang sudah berusia remaja. Body image anak usia sekolah memang menyerupai body image remaja. Kesadaran mereka akan kecantikan yang ideal dan normatif sangat tinggi, sehingga kasus menarik diri dari pergaulan dan isolasi pertemanan akibat berat badan tidak ideal pun meningkat di kalangan usia sekolah.

Hubungan berat badan dan konsentrasi belajar
Konsentrasi berhubungan dengan barat badan karena adanya variabel perantara yaitu kerja neurotransmitter di otak. Kelebihan lemak akan memperlambat kerja neurotransmitter sedangkan kekurangan kalori akan mengacaukan gerakan neurotransmitter. Kedua kondisi tersebut tampil dalam bentuk sulit berkonsentrasi saat beraktivitas sehari-hari.

Kekhawatiran orang tua adalah saat menyadari buah hatinya mengalami kondisi underweight atau overweight adalah hal yang wajar. Di sini kami bagikan tip bagi orangtua agar dapat mengarahkan anak memiliki gaya hidup sehat, diantaranya dengan:
·        Fokus pada gaya hidup anak daripada memperhatikan berat badannya.
·        Temukan cara untuk meningkatkan penerimaan diri dan rasa percaya diri anak.
·        Tetapkan target realistis terkait tujuan gaya hidup sehat si anak, contohnya memperhatikan sayur-mayur, air putih yang dikonsumsi serta olahraga rutin.
·        Ajaklah anak untuk latihan fisik dan beri dukungan agar si anak senang.
·        Hindarkan anak akan obsesi berat badan karena hal tersebut bukan tak mungkin membuat anak berolah raga secara belebihan dan melakukan hal yang di luar kewajaran.
·        Cintai anak apa adanya, namun ajari juga mereka untuk memahami bahwa hidup sehat itu penting.


Artikel ini disadur dari majalah Anakku


“Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai topik ini, silakan ajukan pertanyaan Anda di fitur Tanya Dokter menu Mommychi”