Oleh: dr. Ika
Fitriana
Tidak
semua anak mengalami proses menyapih yang mudah. Ada kalanya ibu perlu
melakukan ‘perjuangan’ karena anak memberikan penolakan kuat. Ketika menyapih
si kecil, pemberian nutrisi juga perlu diperhatikan agar selama proses ini si
kecil tak kekurangan gizi.
Kapan anak
siap disapih?
Anak
siap menerima makanan padat apabila ia sudah tak lagi menjulur-julurkan
lidahnya bila disodorkan makanan, kepalanya mulai tegak tanpa topangan, dan
mulai tertarik dengan makanan yang dipegang ibu. Sistem pencernaan anak
dianggap siap menerima makanan padat pada usia 6 bulan. Begitu pula ginjal yang
sudah mampu mengeluarkan protein secara baik.
Bayi
perlu diperkenalkan secara bertahap dengan makanan tinggi protein, begitu juga
makanan yang berisiko menimbulkan alergi. Anak disapih total sebaiknya ketika
ia siap menerima makanan keluarga, yaitu sekitar usia 1 tahun.
Jangan
terlalu cepat atau terlalu lambat
Memulai
penyapihan terlalu dini, sebelum 6 bulan, akan menyebabkan anak mudah
terkontaminasi kuman, bayi juga menjadi lebih cepat kenyang hingga asupan ASI
berkurang. Risiko alergi bertambah karena pengenalan makanan yang terlalu dini
dan pencernaan yang belum siap. ASI adalah makanan yang tepat di usia tersebut,
sehingga di masa ini tak disarankan penyapihan.
Memulai
penyapihan terlalu lambat bisa menyebabkan anak kekurangan gizi dan cenderung
lebih sulit menerima makanan baru karena terlambat adaptasi. Dari segi fungsi
motorik, anak tak terlatih mengunyah sehingga cenderung mengemut makanan dan
sering mengalami malnutrisi serta kelainan gigi geligi.
Tip menyapih si
kecil
American
Academy of Pediatrics mengatakan, penyapihan total anak dari ASI merupakan keputusan
dari sang ibu karena ialah yang paling tahu kapan anak siap. Tak perlu
membandingkan dengan ibu-ibu yang lain tentang bagaimana proses menyapih anak
karena tiap anak berbeda.
Beberapa
kondisi bisa membuat proses penyapihan perlu ditunda, misalnya bila anak
memiliki riwayat alergi hingga diperlukan pengenalan makanan yang lebih lambat
dibandingkan anak sebayanya. Bila anak sakit atau sedang tumbuh gigi, proses
penyapihan ini akan membuat suasana menjadi traumatik baginya (dan juga bagi
ibunya).
Tunggulah
sampai ia sehat dan ceria sehingga proses menyapih jadi menyenangkan. Begitu
juga, bila terdapat perubahan besar di rumah seperti pindah rumah.
Jangan
lupakan suplementasi zat besi
Penelitian
menunjukkan anak dalam proses penyapihan rentan terhadap kekurangan zat besi.
Penelitian oleh Hallberg dkk. ini menunjukkan pentingnya suplementasi besi atau
makanan kaya daging (atau sumber zat besi lain) selama proses penyapihan
terutama bila anak makin sedikit mendapat ASI.
Dikatakan
penambahan 25 gr daring merah pada menu bayi sehari-hari akan meningkatkan
absorbs besi sebanyak 50%. Daging merah ini bisa diberikan dalam kombinasi
dengan puree kentang,
bubur nasi atau dicincang kecil-kecil dalam nasi tim.
Sumber
zat besi lain seperti hati sapi atau hati ayam dapat menjadi alternatif. Begitu
juga sayur-sayuran hijau yang mengandung banyak zat besi. Untuk menambah
absorbsinya, perlu ditambahkan pemberian buah kaya vitamin C seperti jeruk,
papaya, stroberi, dan buah berdaging merah atau oranye lainnya.
Artikel ini disadur dari majalah Anakku
“Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai topik ini, silakan ajukan pertanyaan Anda di fitur Tanya Dokter menu Mommychi”

Tidak ada komentar:
Posting Komentar