Selasa, 16 Juni 2015

Tips Menyapih Si Kecil



Oleh: dr. Ika Fitriana






Tidak semua anak mengalami proses menyapih yang mudah. Ada kalanya ibu perlu melakukan ‘perjuangan’ karena anak memberikan penolakan kuat. Ketika menyapih si kecil, pemberian nutrisi juga perlu diperhatikan agar selama proses ini si kecil tak kekurangan gizi.

Kapan anak siap disapih?
Anak siap menerima makanan padat apabila ia sudah tak lagi menjulur-julurkan lidahnya bila disodorkan makanan, kepalanya mulai tegak tanpa topangan, dan mulai tertarik dengan makanan yang dipegang ibu. Sistem pencernaan anak dianggap siap menerima makanan padat pada usia 6 bulan. Begitu pula ginjal yang sudah mampu mengeluarkan protein secara baik.

Bayi perlu diperkenalkan secara bertahap dengan makanan tinggi protein, begitu juga makanan yang berisiko menimbulkan alergi. Anak disapih total sebaiknya ketika ia siap menerima makanan keluarga, yaitu sekitar usia 1 tahun.

Jangan terlalu cepat atau terlalu lambat
Memulai penyapihan terlalu dini, sebelum 6 bulan, akan menyebabkan anak mudah terkontaminasi kuman, bayi juga menjadi lebih cepat kenyang hingga asupan ASI berkurang. Risiko alergi bertambah karena pengenalan makanan yang terlalu dini dan pencernaan yang belum siap. ASI adalah makanan yang tepat di usia tersebut, sehingga di masa ini tak disarankan penyapihan.

Memulai penyapihan terlalu lambat bisa menyebabkan anak kekurangan gizi dan cenderung lebih sulit menerima makanan baru karena terlambat adaptasi. Dari segi fungsi motorik, anak tak terlatih mengunyah sehingga cenderung mengemut makanan dan sering mengalami malnutrisi serta kelainan gigi geligi.

Tip menyapih si kecil
American Academy of Pediatrics mengatakan, penyapihan total anak dari ASI merupakan keputusan dari sang ibu karena ialah yang paling tahu kapan anak siap. Tak perlu membandingkan dengan ibu-ibu yang lain tentang bagaimana proses menyapih anak karena tiap anak berbeda.

Beberapa kondisi bisa membuat proses penyapihan perlu ditunda, misalnya bila anak memiliki riwayat alergi hingga diperlukan pengenalan makanan yang lebih lambat dibandingkan anak sebayanya. Bila anak sakit atau sedang tumbuh gigi, proses penyapihan ini akan membuat suasana menjadi traumatik baginya (dan juga bagi ibunya).

Tunggulah sampai ia sehat dan ceria sehingga proses menyapih jadi menyenangkan. Begitu juga, bila terdapat perubahan besar di rumah seperti pindah rumah.

Jangan lupakan suplementasi zat besi
Penelitian menunjukkan anak dalam proses penyapihan rentan terhadap kekurangan zat besi. Penelitian oleh Hallberg dkk. ini menunjukkan pentingnya suplementasi besi atau makanan kaya daging (atau sumber zat besi lain) selama proses penyapihan terutama bila anak makin sedikit mendapat ASI.

Dikatakan penambahan 25 gr daring merah pada menu bayi sehari-hari akan meningkatkan absorbs besi sebanyak 50%. Daging merah ini bisa diberikan dalam kombinasi dengan puree kentang, bubur nasi atau dicincang kecil-kecil dalam nasi tim.

Sumber zat besi lain seperti hati sapi atau hati ayam dapat menjadi alternatif. Begitu juga sayur-sayuran hijau yang mengandung banyak zat besi. Untuk menambah absorbsinya, perlu ditambahkan pemberian buah kaya vitamin C seperti jeruk, papaya, stroberi, dan buah berdaging merah atau oranye lainnya.


Artikel ini disadur dari majalah Anakku
“Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai topik ini, silakan ajukan pertanyaan Anda di fitur Tanya Dokter menu Mommychi”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar